Sabtu, 15 Juni 2019

Aswajayes

TUJUH 7 MAUIDHOH KYAI MAKHRUS ALI LIRBOYO :

1. Orang berumah tangga kalau ingin sukses itu kuncinya menghormati istri.

2. Orang kalau Ingin hidup mulia hormati orang tua, khususnya ibu.

3. Ingat kalau kamu jadi pemimpin, Tolong hindari 2 masalah:

Pertama, jangan sampai kamu mata duitan.
Kedua, jangan sampai kamu tergoda perempuan. Kalau bisa bertahan dari dua hal ini insyaallah kamu bakal selamat.

4. Nabi Sulaiman itu sukses dalam 90 th dan Nabi Nuh sukses dalam waktu 900 th. Tetapi di dalam Al-Qur'an yang disebut ulul 'azmi adalah Nabi Nuh. Ini menunjukan perjuangan dilihat dari kesulitan, bukan dari jumlah murid.

5. Orang yang mempunyai ilmu sambil di riyadlohi dengan yang tidak di riyadlohi itu hasilnya beda. Riyadlohi yang paling utama adalah istiqomah.

6. Saya dulu waktu di pondok tidak pernah membayangkan akan jadi kyai, tidak pernah membayangkan akan menjadi orang kaya. Akhirnya menjadi orang mulia seperti ini saya takut. Jangan-jangan bagian saya ini saja, Diakhirat tidak dapat bagian apa-apa.

7. Ngajarlah Ngaji!!! Kalau nanti kamu tidak bisa makan, ketho'en kupingku.

Wallahu a'lam.

Smg Allah Swt mudahkan hajat hajat kita berkat orang orang soleh aamiin.

Alfatihah untuk Kyai Makhrus Ali Lirboyo..

⁰0ISLAM JAWA

Ternyata, jaman dulu ada orang Belanda namanya Snouck Hurgronje. Dia ini hafal Alquran, Sahih Bukhori, Sahih Muslim, Alfiyyah Ibnu Malik, Fathul Mu’in , tapi tidak islam, sebab tugasnya menghancurkan Islam Indonesia.

Mengapa? Karena Islam Indonesia selalu melawan Belanda. Sultan Hasanuddin, santri. Pangeran Diponegoro atau Mbah Abdul Hamid, santri. Sultan Agung, santri. Mbah Zaenal Mustofa, santri. Semua santri kok melawan Belanda.

Akhirnya ada orang belajar secara khusus tentang Islam, untuk mencari rahasia bagaimana caranya Islam Indonesia ini remuk. Snouck Hurgronje masuk ke Indonesia dengan menyamar namanya Syekh Abdul Ghaffar. Dia belajar Islam, menghafalkan Alquran dan Hadis di Arab. Maka akhirnya paham betul Islam.

Hanya saja begitu ke Indonesia, Snouck Hurgronje bingung: mencari Islam dengan wajah Islam, tidak ketemu. Ternyata Islam yang dibayangkan dan dipelajari Snouck Hurgronje itu tidak ada.

Mencari Allah disini tidak ketemu, ketemunya Pangeran. Ketemunya Gusti. Padahal ada pangeran namanya Pangeran Diponegoro. Ada Gusti namanya Gusti Kanjeng. Mencari istilah shalat tidak ketemu, ketemunya sembahyang. Mencari syaikhun, ustadzun , tidak ketemu, ketemunya kiai. Padahal ada nama kerbau namanya kiai slamet. Mencari mushalla tidak ketemu, ketemunya langgar.

Maka, ketika Snouck Hurgronje bingung, dia dibantu Van Der Plas. Ia menyamar dengan nama Syekh Abdurrahman. Mereka memulai dengan belajar bahasa Jawa. Karena ketika masuk Indonesia, mereka sudah bisa bahasa Indonesia, bahasa Melayu, tapi tidak bisa bahasa Jawa.

Begitu belajar bahasa Jawa, mereka bingung, strees. Orang disini makanannya nasi (sego).  Snouck Hurgronje dan Van Der Plas tahu bahasa beras itu, bahasa inggrisnya rice, bahasa arabnya ar-ruz .

Yang disebut ruz, ketika di sawah, namanya pari, padi. Disana masih ruz, rice. Begitu padi dipanen, namanya ulen-ulen, ulenan. Disana masih ruz, rice. Jadi ilmunya sudah mulai kucluk , korslet.

Begitu ditutu, ditumbuk, digiling, mereka masih mahami ruz, rice , padahal disini sudah dinamai gabah. Begitu dibuka, disini namanya beras, disana masih ruz, rice . Begitu bukanya cuil, disini namanya menir, disana masih ruz, rice. Begitu dimasak, disini sudah dinamai sego , nasi, disana masih ruz, rice.

Begitu diambil cicak satu, disini namanya
upa, disana namanya masih ruz, rice. Begitu dibungkus daun pisang, disini namanya lontong, sana masih ruz, rice. Begitu dibungkus janur kuning namanya ketupat, sana masih ruz, rice. Ketika diaduk dan hancur, lembut, disini namanya bubur, sana namanya masih ruz, rice.

Inilah bangsa aneh, yang membuat Snouck Hurgronje judeg, pusing.

Mempelajari Islam Indonesia tidak paham, akhirnya mencirikan Islam Indonesia dengan tiga hal. Pertama, kethune miring sarunge nglinting (berkopiah miring dan bersarung ngelinting). Kedua, mambu rokok (bau rokok). Ketiga, tangane gudigen (tangannya berpenyakit kulit).

Cuma tiga hal itu catatan (pencirian Islam Indonesia) Snouck Hurgronje di Perpustakaan Leiden, Belanda. Tidak pernah ada cerita apa-apa, yang lain sudah biasa. Maka, jangankan  Snouck Hurgronje, orang Indonesia saja kadang tidak paham dengan Islam Indonesia, karena kelamaan di tanah Arab.

Lihat tetangga pujian, karena tidak paham, bilang bid’ah . Melihat tetangga menyembelih ayam untuk tumpengan, dibilang bid’ah. Padahal itu produk Islam Indonesia. Kelamaan diluar Indonesia, jadi tidak paham. Masuk kesini sudah kemlinthi, sok-sokan, memanggil Nabi dengan sebutan “Muhammad” saja. Padahal, disini, tukang bakso saja dipanggil “Mas”. Padahal orang Jawa nyebutnya Kanjeng Nabi.

Lha , akhir-akhir ini semakin banyak yang tidak paham Islam Indonesia. Kenapa? Karena Islam Indonesia keluar dari rumus-rumus Islam dunia, Islam pada umumnya. Kenapa? Karena Islam Indonesia ini saripati (essensi) Islam yang paling baik yang ada di dunia.

Kenapa? Karena Islam tumbuhnya tidak disini, tetapi di Arab. Rasulullah orang Arab. Bahasanya bahasa Arab. Yang dimakan juga makanan Arab. Budayanya budaya Arab. Kemudian Islam datang kesini, ke Indonesia.

Kalau Islam masuk ke Afrika itu mudah, tidak sulit, karena waktu itu peradaban mereka masih belum maju, belum terdidik. Orang belum terdidik itu mudah dijajah. Seperti pilkada, misalnya, diberi Rp 20.000 atau mie instan sebungkus, beres. Kalau mengajak orang berpendidikan, sulit, dikasih uang Rp 10 juta belum tentu mau.

Islam datang ke Eropa juga dalam keadaan terpuruk. Tetapi Islam datang kesini, mikir-mikir dulu, karena bangsa di Nusantara ini sedang kuat-kuatnya. Bangsa anda sekalian ini bukan bangsa kecoak. Ini karena ketika itu sedang ada dalam kekuasaan negara terkuat yang menguasai 2/3 dunia, namanya Majapahit.

Majapahit ini bukan negara sembarangan. Universitas terbesar di dunia ada di Majapahit, namanya Nalanda. Hukum politik terbaik dunia yang menjadi rujukan adanya di Indonesia, waktu itu ada di Jawa, kitabnya bernama Negarakertagama. Hukum sosial terbaik ada di Jawa, namanya Sutasoma. Bangsa ini tidak bisa ditipu, karena orangnya pintar-pintar dan kaya-raya.

Cerita surga di Jawa itu tidak laku. Surga itu (dalam penggambaran Alquran): tajri min tahtihal anhaar (airnya mengalir), seperti kali. Kata orang disini: “mencari air kok sampai surga segala? Disini itu, sawah semua airnya mengalir.” Artinya, pasti bukan itu yang diceritakan para ulama penyebar Islam. Cerita surga tentang buahnya banyak juga tidak, karena disini juga banyak buah. Artinya dakwah disini tidak mudah.

Diceritain pangeran, orang Jawa sudah punya Sanghyang Widhi. Diceritain Ka’bah orang jawa juga sudah punya stupa: sama-sama batunya dan tengahnya sama berlubangnya. Dijelaskan menggunakan tugu Jabal Rahmah, orang Jawa punya Lingga Yoni.

Dijelaskan memakai hari raya kurban, orang Jawa punya peringatan hari raya kedri. Sudah lengkap. Islam datang membawa harta-benda, orang Jawa juga tidak doyan. Kenapa? Orang Jawa pada waktu itu beragama hindu. Hindu itu berprinsip yang boleh bicara agama adalah orang Brahmana, kasta yang sudah tidak membicarakan dunia.

Dibawah Brahmana ada kasta Ksatria, seperti kalau sekarang Gubernur atau Bupati. Ini juga tidak boleh bicara agama, karena masih ngurusin dunia. Dibawah itu ada kasta namanya Wesya (Waisya), kastanya pegawai negeri. Kasta ini tidak boleh bicara agama.

Di bawah itu ada petani, pedagang dan saudagar, ini kastanya Sudra . Kasta ini juga tidak boleh bicara agama. Jadi kalau ada cerita Islam dibawa oleh para saudagar, tidak bisa dterima akal. Secara teori ilmu pengetahuan ditolak, karena saudagar itu Sudra dan Sudra tidak boleh bicara soal agama.

Yang cerita Islam dibawa saudagar ini karena saking judeg-nya, bingungnya memahami Islam di Indonesia. Dibawahnya ada kasta paria, yang hidup dengan meminta-minta, mengemis. Dibawah Paria ada pencopet, namanya kasta Tucca. Dibawah Tucca ada maling, pencuri, namanya kasta Mlecca. Dibawahnya lagi ada begal, perampok, namanya kasta Candala.

Anak-anak muda NU harus tahu. Itu semua nantinya terkait dengan Nahdlatul Ulama. Akhirnya para ulama kepingin, ada tempat begitu bagusnya, mencoba diislamkan. Ulama-ulama dikirim ke sini.

Namun mereka menghadapi masalah, karena orang-orang disini mau memakan manusia. Namanya aliran Bhirawa. Munculnya dari Syiwa. Mengapa ganti Syiwa, karena Hindu Brahma bermasalah. Hindu Brahma, orang Jawa bisa melakukan tetapi matinya sulit. Sebab orang Brahma matinya harus moksa atau murco.

Untuk moksa harus melakukan upawasa. Upawasa itu tidak makan, tidak minum, tidak ngumpulin istri, kemudian badannya menyusut menjadi kecil dan menghilang. Kadang ada yang sudah menyusut menjadi kecil, tidak bisa hilang, gagal moksa, karena teringat kambingnya, hartanya. Lha ini terus menjadi jenglot atau batara karang.

Jika anda menemukan jenglot ini, jangan dijual mahal karena itu produk gagal moksa. Pada akhirnya, ada yang mencari ilmu yang lebih mudah, namanya ilmu ngrogoh sukmo . Supaya bisa mendapat ilmu ini, mencari ajar dari Kali. Kali itu dari Durga. Durga itu dari Syiwa, mengajarkan Pancamakara.

Supaya bisa ngrogoh sukmo, semua sahwat badan dikenyangi, laki-laki perempuan melingkar telanjang, menghadap arak dan ingkung daging manusia. Supaya syahwat bawah perut tenang, dikenyangi dengan seks bebas. Sisa-sisanya sekarang ada di Gunung Kemukus.

Supaya perut tenang, makan tumpeng. Supaya pikiran tenang, tidak banyak pikiran, minum arak. Agar ketika sukma keluar dari badan, badan tidak bergerak, makan daging manusia. Maka jangan heran kalau muncul orang-orang macam Sumanto.

Ketika sudah pada bisa ngrogoh sukmo, ketika sukmanya pergi di ajak mencuri namanya
ngepet . Sukmanya pergi diajak membunuh manusia namanya santet. Ketika sukmanya diajak pergi diajak mencintai wanita namanya pelet. Maka kemudian di Jawa tumbuh ilmu santet, pelet dan ngepet.

Ada 1.500 ulama yang dipimpin Sayyid Aliyudin habis di-ingkung oleh orang Jawa pengamal Ngrogoh Sukma. Untuk menghindari pembunuhan lagi, maka Khalifah Turki Utsmani mengirim kembali tentara ulama dari Iran, yang tidak bisa dimakan orang Jawa.

Nama ulama itu Sayyid Syamsuddin Albaqir Alfarsi. Karena lidah orang Jawa sulit menyebutnya, kemudian di Jawa terkenal dengan sebutan Syekh Subakir. Di Jawa ini di duduki bala tentara Syekh Subakir, kemudian mereka diusir.

Ada yang lari ke Pantai Selatan, Karang Bolong, Srandil Cicalap, Pelabuhan Ratu, dan Banten. Di namai Banten, di ambil dari bahasa Sansekerta, artinya Tumbal. Yang lari ke timur, naik Gunung Lawu, Gunung Kawi, Alas Purwo Banyuwangi (Blambangan). Disana mereka dipimpin Menak Sembuyu dan Bajul Sengoro.

Karena Syekh Subakir sepuh, maka pasukannya dilanjutkan kedua muridnya namanya Mbah Ishak (Maulana Ishak) dan Mbah Brahim (Ibrahim Asmoroqondi). Mereka melanjutkan pengejaran. Menak Sembuyu menyerah, anak perempuannya bernama Dewi Sekardadu dinikahi Mbah Ishak, melahirkan Raden Ainul Yaqin Sunan Giri yang dimakamkan di Gresik.

Sebagian lari ke Bali, sebagian lari ke Kediri, menyembah Patung Totok Kerot, diuber Sunan Bonang, akhirnya menyerah. Setelah menyerah, melingkarnya tetap dibiarkan tetapi jangan telanjang, arak diganti air biasa, ingkung manusia diganti ayam, matra ngrogoh sukmo diganti kalimat tauhid; laailaahaillallah. Maka kita punya adat tumpengan.

Kalau ada orang banyak komentar mem-bid’ah -kan, ceritakanlah ini. Kalau ngeyel, didatangi: tabok mulutnya. Ini perlu diruntutkan, karena NU termasuk yang masih mengurusi beginian.

Habis itu dikirim ulama yang khusus mengajar ngaji, namanya Sayyid Jamaluddin al-Husaini al-Kabir. Mendarat di Semarang dan menetap di daerah Merapi. Orang Jawa sulit mengucapkan, maka menyebutnya Syekh Jumadil Kubro.

Disana dia punya murid namanya Syamsuddin, pindah ke Jawa Barat, membuat pesantren puro di daerah Karawang. Punya murid bernama Datuk Kahfi, pindah ke Amparan Jati, Cirebon. Punya murid Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati. Inilah yang bertugas mengislamkan Padjajaran. Maka kemudian ada Rara Santang, Kian Santang dan Walangsungsang.

Nah , Syekh Jumadil Kubro punya putra punya anak bernama Maulana Ishak dan Ibrahim Asmoroqondi, bapaknya Walisongo. Mbah Ishak melahirkan Sunan Giri. Mbah Ibrahim punya anak Sunan Ampel. Inilah yang bertugas mengislamkan Majapahit.

Mengislamkan Majapahit itu tidak mudah. Majapahit orangnya pinter-pinter. Majapahit Hindu, sedangkan Sunan Ampel Islam. Ibarat sawah ditanami padi, kok malah ditanami pisang. Kalau anda begitu, pohon pisang anda bisa ditebang.

Sunan Ampel berpikir bagaimana caranya? Akhirnya beliau mendapat petunjuk ayat Alquran. Dalam surat Al-Fath, 48:29 disebutkan : ".... masaluhum fit tawrat wa masaluhum fil injil ka zar’in ahraja sat’ahu fa azarahu fastagladza fastawa ‘ala sukıhi yu’jibuz zurraa, li yagidza bihimul kuffar………”

Artinya: “…………Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin)……………”

Islam itu seperti tanaman yang memiliki anak-anaknya, kemudian hamil, kemudian berbuah, ibu dan anaknya bersama memenuhi pasar, menakuti orang kafir. Tanaman apa yang keluar anaknya dulu baru kemudian ibunya hamil? Jawabannya adalah padi.

Maka kemudian Sunan Ampel dalam menanam Islam seperti menanam padi. Kalau menanam padi tidak di atas tanah, tetapi dibawah tanah, kalau diatas tanah nanti dipatok ayam, dimakan tikus.

Mau menanam Allah, disini sudah ada istilah pangeran. Mau menanam shalat, disini sudah ada istilah sembahyang. Mau menanam syaikhun, ustadzun, disini sudah ada kiai. Menanam tilmidzun, muridun , disini sudah ada shastri, kemudian dinamani santri. Inilah ulama dulu, menanamnya tidak kelihatan.

Menanamnya pelan-pelan, sedikit demi sedikit: kalimat syahadat, jadi kalimasada. Syahadatain, jadi sekaten. Mushalla, jadi langgar. Sampai itu jadi bahasa masyarakat. Yang paling sulit mememberi pengertian orang Jawa tentang mati.

Kalau Hindu kan ada reinkarnasi. Kalau dalam Islam, mati ya mati (tidak kembali ke dunia). Ini paling sulit, butuh strategi kebudayaan. Ini pekerjaan paling revolusioner waktu itu. Tidak main-main, karena ini prinsip. Prinsip inna lillahi wa inna ilaihi rajiun berhadapan dengan reinkarnasi. Bagaimana caranya?

Oleh Sunan Ampel, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun kemudian di-Jawa-kan: Ojo Lali Sangkan Paraning Dumadi.

Setelah lama diamati oleh Sunan Ampel, ternyata orang Jawa suka tembang, nembang, nyanyi. Beliau kemudian mengambil pilihan: mengajarkan hal yang sulit itu dengan tembang. Orang Jawa memang begitu, mudah hafal dengan tembang.

Orang Jawa, kehilangan istri saja tidak lapor polisi, tapi nyanyi: ndang baliyo, Sri, ndang baliyo . Lihat lintang, nyanyi: yen ing tawang ono lintang, cah ayu. Lihat bebek, nyanyi: bebek adus kali nyucuki sabun wangi. Lihat enthok: menthok, menthok, tak kandhani, mung rupamu. Orang Jawa suka nyanyi, itulah yang jadi pelajaran. Bahkan, lihat silit (pantat) saja nyanyi: … ndemok silit, gudighen.

Maka akhirnya, sesuatu yang paling sulit, berat, itu ditembangkan. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun diwujudkan dalam bentuk tembang bernama Macapat . Apa artinya Macapat? Bahwa orang hidup harus bisa membaca perkara Empat.

Keempat perkara itu adalah teman nyawa yang berada dalam raga ketika turun di dunia. Nyawa itu produk akhirat. Kalau raga produk dunia. Produk dunia makanannya dunia, seperti makan. Yang dimakan, sampah padatnya keluar lewat pintu belakang, yang cair keluar lewat pintu depan.

Ada sari makanan yang disimpan, namanya mani (sperma). Kalau mani ini penuh, bapak akan mencari ibu, ibu mencari bapak, kemudian dicampur dan dititipkan di rahim ibu. Tiga bulan jadi segumpal darah, empat bulan jadi segumpal daging. Inilah produk dunia.

Begitu jadi segumpal daging, nyawa dipanggil. “Dul, turun ya,”. “Iya, Ya Allah”. “Alastu birabbikum?” (apakah kamu lupa kalau aku Tuhanmu?). “Qalu balaa sahidnya,” (Iya Ya Allah, saya jadi saksi-Mu), jawab sang nyawa,. ”fanfuhur ruuh” (maka ditiupkanlah ruh itu ke daging). Maka daging itu menjadi hidup. Kalau tidak ditiup nyawa, tidak hidup daging ini. (lihat, a.l.: Q.S. Al-A’raf, 7:172, As-Sajdah: 7 -10, Al-Mu’min: 67, ed. )

Kemudian, setelah sembilan bulan, ruh itu keluar dengan bungkusnya, yaitu jasad. Adapun jasadnya sesuai dengan orang tuanya: kalau orang tuanya pesek anaknya ya pesek; orang tuanya hidungnya mancung anaknya ya mancung; orang tuanya hitam anaknya ya hitam; kalau orang tuanya ganteng dan cantik, lahirnya ya cantik dan ganteng.

Itu disebut Tembang Mocopat: orang hidup harus membaca perkara empat. Keempat itu adalah teman nyawa yang menyertai manusia ke dunia, ada di dalam jasad. Nyawa itu ditemani empat: dua adalah Iblis yang bertugas menyesatkan, dan dua malaikat yang bertugas nggandoli, menahan. Jin qarin dan hafadzah.

Itu oleh Sunan Ampel disebut Dulur Papat Limo Pancer. Ini metode mengajar. Maka pancer ini kalau mau butuh apa-apa bisa memapakai dulur tengen (teman kanan) atau dulur kiwo (teman kiri). Kalau pancer kok ingin istri cantik, memakai jalan kanan, yang di baca Ya Rahmanu Ya Rahimu tujuh hari di masjid, yang wanita nantinya juga akan cinta.

Tidak mau dulur tengen, ya memakai yang kiri, yang dibaca aji-aji Jaran Goyang, ya si wanita jadinya cinta, sama saja. Kepingin perkasa, kalau memakai kanan yang dipakai kalimah La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim . Tak mau yang kanan ya memakai yang kiri, yang dibaca aji-aji Bondowoso, kemudian bisa perkasa.

Mau kaya kalau memakai jalan kanan ya shalat dhuha dan membaca Ya Fattaahu Ya Razzaaqu , kaya. Kalau tidak mau jalan kanan ya jalan kiri, membawa kambing kendhit naik ke gunung kawi, nanti pulang kaya.

Maka, kiai dengan dukun itu sama; sama hebatnya kalau tirakatnya kuat. Kiai yang ‘alim dengan dukun yang tak pernah mandi, jika sama tirakatnya, ya sama saktinya: sama-sama bisa mencari barang hilang. Sama terangnya. Bedanya: satu terangnya lampu dan satunya terang rumah terbakar.

Satu mencari ayam dengan lampu senter, ayamnya ketemu dan senternya utuh; sedangkan yang satu mencari dengan blarak (daun kelapa kering yang dibakar), ayamnya ketemu, hanya blarak-nya habis terbakar. Itu bedanya nur dengan nar.

Maka manusia ini jalannya dijalankan seperti tembang yang awalan, Maskumambang: kemambange nyowo medun ngalam ndunyo , sabut ngapati, mitoni , ini rohaninya, jasmaninya ketika dipasrahkan bidan untuk imunisasi.

Maka menurut NU ada ngapati, mitoni,
karena itu turunnya nyawa. Setelah Maskumambang, manusia mengalami tembang Mijil. Bakal Mijil : lahir laki-laki dan perempuan. Kalau lahir laki-laki aqiqahnya kambing dua, kalau lahir perempuan aqiqahnya kambing satu.

Setelah Mijil, tembangnya Kinanti. Anak-anak kecil itu, bekalilah dengan agama, dengan akhlak. Tidak mau ngaji, pukul. Masukkan ke TPQ, ke Raudlatul Athfal (RA). Waktunya ngaji kok tidak mau ngaji, malah main layangan, potong saja benangnya. Waktu ngaji kok malah mancing, potong saja kailnya.

Anak Kinanti ini waktunya sekolah dan ngaji. Dibekali dengan agama, akhlak. Kalau tidak, nanti keburu masuk tembang Sinom: bakal menjadi anak muda (cah enom), sudah mulai ndablek, bandel.

Apalagi, setelah Sinom, tembangnya asmorodono , mulai jatuh cinta. Tai kucing serasa coklat. Tidak bisa di nasehati. Setelah itu manusia disusul tembang Gambuh , laki-laki dan perempuan bakal membangun rumah tangga, rabi, menikah.

Setelah Gambuh, adalah tembang Dhandanggula. Merasakan manis dan pahitnya kehidupan. Setelah Dhandanggula , menurut Mbah Sunan Ampel, manusia mengalami tembang Dhurma.

Dhurma itu: darma bakti hidupmu itu apa? Kalau pohon mangga setelah berbuah bisa untuk makanan codot, kalau pisang berbuah bisa untuk makanan burung, lha buah-mu itu apa? Tenagamu mana? Hartamu mana? Ilmumu mana yang didarmabaktikan untuk orang lain?

Khairunnas anfa’uhum linnas , sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya. Sebab, kalau sudah di Dhurma tapi tidak darma bakti, kesusul tembang Pangkur.

Anak manusia yang sudah memunggungi dunia: gigi sudah copot, kaki sudah linu. Ini harus sudah masuk masjid. Kalau tidak segera masuk masjid kesusul tembang Megatruh : megat, memutus raga beserta sukmanya. Mati.

Terakhir sekali, tembangnya Pucung. Lha ini, kalau Hindu reinkarnasi, kalau Islam Pucung . Manusia di pocong. Sluku-sluku Bathok, dimasukkan pintu kecil. Makanya orang tua (dalam Jawa) dinamai buyut, maksudnya : siap-siap mlebu lawang ciut (siap-siap masuk pintu kecil).

Adakah yang mengajar sebaik itu di dunia?
Kalau sudah masuk pintu kecil, ditanya Malaikat Munkar dan Nankir. Akhirnya itu, yang satu reinkarnasi, yang satu buyut . Ditanya: “Man rabbuka?” , dijawab: “Awwloh,”. Ingin disaduk Malaikat Mungkar – Nakir apa karena tidak bisa mengucapkan Allah.

Ketika ingin disaduk, Malaikat Rakib buru-buru menghentikan: “Jangan disiksa, ini lidah Jawa”. Tidak punya alif, ba, ta, punyanya ha, na, ca, ra, ka . “Apa sudah mau ngaji?”kata Mungkar – Nakir. “Sudah, ini ada catatanya, NU juga ikut, namun belum bisa sudah meninggal”. “Yasudah, meninggalnya orang yang sedang belajar, mengaji, meninggal yang dimaafkan oleh Allah.”

Maka, seperti itu belajar. Kalau tidak mau belajar, ditanya, “Man rabbuka?” , menjawab, “Ha……..???”. langsung dipukul kepalanya: ”Plaakkk!!”. Di- canggah lehernya oleh malaikat. Kemudian jadi wareng , takut melihat akhirat, masukkan ke neraka, di- udek oleh malaikat, di-gantung seperti siwur, iwir-iwir, dipukuli modal-madil seperti tarangan bodhol , ajur mumur seperti gedhebok bosok.

Maka, pangkat manusia, menurut Sunan Ampel: anak – bapak – simbah – mbah buyut – canggah – wareng – udek-udek – gantung siwur – tarangan bodol – gedhebok bosok. Lho, dipikir ini ajaran Hindu. Kalau seperti ini ada yang bilang ajaran Hindu, kesini, saya tabok mulutnya!

Begitu tembang ini jadi, kata Mbah Bonang, masa nyanyian tidak ada musiknya. Maka dibuatkanlah gamelan, yang bunyinya Slendro Pelok : nang ning nang nong, nang ning nang nong, ndang ndang, ndang ndang, gung . Nang ning nang nong: yo nang kene yo nang kono (ya disini ya disana); ya disini ngaji, ya disana mencuri kayu.

Lho, lha ini orang-orang kok. Ya seperti disini ini: kelihatannya disini shalawatan, nanti pulang lihat pantat ya bilang: wow!. Sudah hafal saya, melihat usia-usia kalian. Ini kan kamu pas pakai baju putih. Kalau pas ganti, pakainya paling ya kaos Slank.

Nah, nang ning nang nong, hidup itu ya disini ya disana. Kalau pingin akhiran baik, naik ke ndang ndang, ndang ndang, gung. Ndang balik ke Sanghyang Agung. Fafirru illallaah , kembalilah kepada Allah. Pelan-pelan. Orang sini kadang tidak paham kalau itu buatan Sunan Bonang.

Maka, kemudian, oleh Kanjeng Sunan Kalijaga, dibuatkan tumpeng agar bisa makan. Begitu makan kotor semua, dibasuh dengan tiga air bunga: mawar, kenanga dan kanthil.

Maksudnya: uripmu mawarno-warno, keno ngono keno ngene, ning atimu kudhu kanthil nang Gusti Allah (Hidupmu berwarna-warni, boleh seperti ini seperti itu, tetapi hatimu harus tertaut kepada Allah). Lho , ini piwulang-piwulangnya, belum diajarkan apa-apa. Oleh Sunan Kalijaga, yang belum bisa mengaji, diajari Kidung Rumekso Ing Wengi. Oleh Syekh Siti Jenar, yang belum sembahyang, diajari syahadat saja.

Ketika tanaman ini sudah ditanam, Sunan Ampel kemudian ingin tahu: tanamanku itu sudah tumbuh apa belum? Maka di-cek dengan tembang Lir Ilir, tandurku iki wis sumilir durung? Nek wis sumilir, wis ijo royo-royo, ayo menek blimbing. Blimbing itu ayo shalat. Blimbing itu sanopo lambang shalat.

Disini itu, apa-apa dengan lambang, dengan simbol: kolo-kolo teko , janur gunung. Udan grimis panas-panas , caping gunung. Blimbing itu bergigir lima. Maka, cah angon, ayo menek blimbing . Tidak cah angon ayo memanjat mangga.

Akhirnya ini praktek, shalat. Tapi prakteknya beda. Begitu di ajak shalat, kita beda. Disana, shalat 'imaadudin, lha shalat disini, tanamannya mleyor-mleyor, berayun-ayun.

Disana dipanggil jam setengah duabelas kumpul. Kalau disini dipanggil jam segitu masih disawah, di kebun, angon bebek, masih nyuri kayu. Maka manggilnya pukul setengah dua. Adzanlah muadzin, orang yang adzan. Setelah ditunggu, tunggu, kok tidak datang-datang.

Padahal tugas Imam adalah menunggu makmum. Ditunggu dengan memakai pujian. Rabbana ya rabbaana, rabbana dholamna angfusana , – sambil tolah-toleh, mana ini makmumnya – wainlam taghfirlana, wa tarhamna lanakunanna minal khasirin.

Datang satu, dua, tapi malah merokok di depan masjid. Tidak masuk. Maka oleh Mbah Ampel: Tombo Ati, iku ono limang perkoro….. . Sampai pegal, ya mengobati hati sendiri saja. Sampai sudah lima kali kok tidak datang-datang, maka kemudian ada pujian yang agak galak: di urugi anjang-anjang……. , langsung deh, para ma'mum buruan masuk. Itu tumbuhnya dari situ.

Kemudian, setelah itu shalat. Shalatnya juga tidak sama. Shalat disana, dipanah kakinya tidak terasa, disini beda. Begitu Allahu Akbar , matanya bocor: itu mukenanya berlubang, kupingnya bocor, ting-ting-ting, ada penjual bakso. Hatinya bocor: protes imamnya membaca surat kepanjangan. Nah, ini ditambal oleh para wali, setelah shalat diajak dzikir, laailaahaillallah.

Hari ini, ada yang protes: dzikir kok kepalanya gedek-gedek, geleng-geleng? Padahal kalau sahabat kalau dzikir diam saja. Lho, sahabat kan muridnya nabi. Diam saja hatinya sudah ke Allah. Lha orang sini, di ajak dzikir diam saja, ya malah tidur. Bacaannya dilantunkan dengan keras, agar ma'mum tahu apa yang sedang dibaca imam.

Kemudian, dikenalkanlah nabi. Orang sini tidak kenal nabi, karena nabi ada jauh disana. Kenalnya Gatot Kaca. Maka pelan-pelan dikenalkan nabi. Orang Jawa yang tak bisa bahasa Arab, dikenalkan dengan syair: kanjeng Nabi Muhammad, lahir ono ing Mekkah, dinone senen, rolas mulud tahun gajah.

Inilah cara ulama-ulama dulu kala mengajarkan Islam, agar masyarakat disini kenal dan paham ajaran nabi. Ini karena nabi milik orang banyak (tidak hanya bangsa Arab saja). Wamaa arsalnaaka illa rahmatal lil ‘aalamiin ; Aku (Allah) tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi alam semesta.

Maka, shalawat itu dikenalkan dengan cara berbeda-beda. Ada yang sukanya shalawat ala Habib Syekh, Habib Luthfi, dll. Jadi jangan heran kalau shalawat itu bermacam-macam. Ini beda dengan wayang yang hanya dimiliki orang Jawa.

Orang kalau tidak tahu Islam Indonesia, pasti bingung. Maka Gus Dur melantunkan shalawat memakai lagu dangdut. Astaghfirullah, rabbal baraaya, astaghfirullah, minal khataaya, ini lagunya Ida Laila: Tuhan pengasih lagi penyayang, tak pilih kasih, tak pandang sayang. Yang mengarang namanya Ahmadi dan Abdul Kadir.

Nama grupnya Awara. Ida Laila ini termasuk Qari’ terbaik dari Gresik. Maka lagunya bagus-bagus dan religius, beda dengan lagu sekarang yang mendengarnya malah bikin kepala pusing. Sistem pembelajaran yang seperti ini, yang dilakukan oleh para wali. Akhirnya orang Jawa mulai paham Islam.

Namun selanjutnya Sultan Trenggono tidak sabaran: menerapkan Islam dengan hukum, tidak dengan budaya. "Urusanmu kan bukan urusan agama, tetapi urusan negara,” kata Sunan Kalijaga. “Untuk urusan agama, mengaji, biarlah saya yang mengajari,” imbuhnya.

Namun Sultan Trenggono terlanjur tidak sabar. Semua yang tidak sesuai dan tidak menerima Islam di uber-uber. Kemudian Sunan Kalijaga memanggil anak-anak kecil dan diajari nyanyian:

Gundul-gundul pacul, gembelengan.
Nyunggi-nyunggi wangkul, petentengan.
Wangkul ngglimpang segane dadi sak latar 2x

Gundul itu kepala. Kepala itu ra’sun. Ra’sun itu pemimpin. Pemimpin itu ketempatan empat hal: mata, hidung, lidah dan telinga. Empat hal itu tidak boleh lepas. Kalau sampai empat ini lepas, bubar.

Mata kok lepas, sudah tidak bisa melihat rakyat. Hidung lepas sudah tidak bisa mencium rakyat. Telinga lepas sudah tidak mendengar rakyat. Lidah lepas sudah tidak bisa menasehati rakyat. Kalau kepala sudah tidak memiliki keempat hal ini, jadinya gembelengan.

Kalau kepala memangku amanah rakyat kok terus gembelengan, menjadikan wangkul ngglimpang, amanahnya kocar-kacir. Apapun jabatannya, jika nanti menyeleweng, tidak usah di demo, nyanyikan saja Gundul-gundul pacul. Inilah cara orang dulu, landai.

Akhirnya semua orang ingin tahu bagaimana cara orang Jawa dalam ber-Islam. Datuk Ribandang, orang Sulawesi, belajar ke Jawa, kepada Sunan Ampel. Pulang ke Sulawesi menyebarkan Islam di Gunung Bawakaraeng, menjadilah cikal bakal Islam di Sulawesi.

Berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di penjuru Sulawesi. Khatib Dayan belajar Islam kepada Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Ketika kembali ke Kalimantan, mendirikan kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan.

Ario Damar atau Ario Abdillah ke semenanjung Sumatera bagian selatan, menyebarkan dan mendirikan kerajaan-kerajaan di Sumatera.
Kemudian Londo (Belanda) datang. Mereka semua – seluruh kerajaan yang dulu dari Jawa – bersatu melawan Belanda.

Ketika Belanda pergi, bersepakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka kawasan di Indonesia disebut wilayah, artinya tinggalan para wali. Jadi, jika anda meneruskan agamanya, jangan lupa kita ditinggali wilayah. Inilah Nahdlatul Ulama, baik agama maupun wilayah, adalah satu kesatuan: NKRI Harga Mati.

Maka di mana di dunia ini, yang menyebut daerahnya dengan nama wilayah? Di dunia tidak ada yang bisa mengambil istilah: kullukum raa’in wa kullukum mas uulun ‘an ra’iyatih ; bahwa Rasulullah mengajarkan hidup di dunia dalam kekuasaan ada sesuatu yaitu pertanggungjawaban.

Dan yang bertanggungjawab dan dipertanggung jawabkan disebut ra’iyyah. Hanya Indonesia yang menyebut penduduknya dengan sebutan ra’iyyah atau rakyat. Begini kok banyak yang bilang tidak Islam.

Nah, sistem perjuangan seperti ini diteruskan oleh para ulama Indonesia. Orang-orang yang meneruskan sistem para wali ini, dzaahiran wa baatinan, akhirnya mendirikan sebuah organisasi yang dikenal dengan nama Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

Kenapa kok bernama Nahdlatul Ulama. Dan kenapa yang menyelamatkan Indonesia kok Nahdlatul Ulama? Karena diberi nama Nahdlatul Ulama. Nama inilah yang menyelamatkan. Sebab dengan nama Nahdlatul Ulama, orang tahu kedudukannya: bahwa kita hari ini, kedudukannya hanya muridnya ulama.

Meski, nama ini tidak gagah. KH Ahmad Dahlan menamai organisasinya Muhammadiyyah: pengikut Nabi Muhammad, gagah. Ada lagi organisasi, namanya Syarekat Islam, gagah. Yang baru ada Majelis Tafsir Alquran, gagah namanya. Lha ini “hanya” Nahdlatul Ulama. Padahal ulama kalau di desa juga ada yang hutang rokok.

Tapi Nahdlatul Ulama ini yang menyelamatkan, sebab kedudukan kita hari ini hanya muridnya ulama. Yang membawa Islam itu Kanjeng Nabi. Murid Nabi namanya Sahabat. Murid sahabat namanya tabi’in . Tabi’in bukan ashhabus-shahabat , tetapi tabi’in , maknanya pengikut.

Murid Tabi’in namanya tabi’it-tabi’in , pengikutnya pengikut. Muridnya tabi’it-tabi’in namanya tabi’it-tabi’it-tabi’in , pengikutnya pengikutnya pengikut. Lha kalau kita semua ini namanya apa? Kita muridnya KH Hasyim Asy’ari.

Lha KH Hasyim Asy’ari hanya muridnya Kiai Asyari. Kiai Asyari mengikuti gurunya, namanya Kiai Usman. Kiai Usman mengikuti gurunya namanya Kiai Khoiron, Purwodadi (Mbah Gareng). Kiai Khoiron murid Kiai Abdul Halim, Boyolali.

Mbah Abdul Halim murid Kiai Abdul Wahid. Mbah Abdul Wahid itu murid Mbah Sufyan. Mbah Sufyan murid Mbah Jabbar, Tuban. Mbah Jabbar murid Mbah Abdur Rahman, murid Pangeran Sambuh, murid Pangeran Benowo, murid Mbah Tjokrojoyo, Sunan Geseng.

Sunan Geseng hanya murid Sunan Kalijaga, murid Sunan Bonang, murid Sunan Ampel, murid Mbah Ibrahim Asmoroqondi, murid Syekh Jumadil Kubro, murid Sayyid Ahmad, murid Sayyid Ahmad Jalaludin, murid Sayyid Abdul Malik, murid Sayyid Alawi Ammil Faqih, murid Syekh Ahmad Shohib Mirbath.

Kemudian murid Sayyid Ali Kholiq Qosam, murid Sayyid Alwi, murid Sayyid Muhammad, murid Sayyid Alwi, murid Sayyid Ahmad Al-Muhajir, murid Sayyid Isa An-Naquib, murid Sayyid Ubaidillah, murid Sayyid Muhammad, murid Sayyid Ali Uraidi, murid Sayyid Ja’far Shodiq, murid Sayyid Musa Kadzim, murid Sayyid Muhammad Baqir. Sayyid Muhammad Baqir hanya murid Sayyid Zaenal Abidin, murid Sayyidina Hasan – Husain, murid Sayiidina Ali karramallahu wajhah . Nah, ini yang baru muridnya Rasulullah saw.

Kalau begini nama kita apa? Namanya ya tabiit-tabiit-tabiit-tabiit-tabiit-tabiit…, yang panjang sekali. Maka cara mengajarkannya juga tidak sama. Inilah yang harus difahami.

Rasulullah itu muridnya bernama sahabat, tidak diajari menulis Alquran. Maka tidak ada mushaf
Alquran di jaman Rasulullah dan para sahabat. Tetapi ketika sahabat ditinggal wafat Rasulullah, mereka menulis Alquran.

Untuk siapa? Untuk para tabi’in yang tidak bertemu Alquran. Maka ditulislah Alquran di jaman Sayyidina Umar dan Sayyidina Utsman. Tetapi begitu para sahabat wafat, tabi’in harus mengajari dibawahnya.

Mushaf Alquran yang ditulis sahabat terlalu tinggi, hurufnya rumit tidak bisa dibaca. Maka pada tahun 65 hijriyyah diberi tanda “titik” oleh Imam Abu al-Aswad ad-Duali, agar supaya bisa dibaca.

Tabiin wafat, tabi’it tabi’in mengajarkan yang dibawahnya. Titik tidak cukup, kemudian diberi “harakat” oleh Syekh Kholil bin Ahmad al-Farahidi, guru dari Imam Sibawaih, pada tahun 150 hijriyyah.

Kemudian Islam semakin menyebar ke penjuru negeri, sehingga Alquran semakin dibaca oleh banyak orang dari berbagai suku dan ras. Orang Andalusia diajari “ Waddluha” keluarnya “ Waddluhe”.

Orang Turki diajari “ Mustaqiim” keluarnya “ Mustaqiin”. Orang Padang, Sumatera Barat, diajari “ Lakanuud ” keluarnya “ Lekenuuik ”. Orang Sunda diajari “ Alladziina ” keluarnya “ Alat Zina ”.

Di Jawa diajari “ Alhamdu” jadinya “ Alkamdu ”, karena punyanya ha na ca ra ka . Diajari “ Ya Hayyu Ya Qayyum ” keluarnya “ Yo Kayuku Yo Kayumu ”. Diajari “ Rabbil ‘Aalamin ” keluarnya “ Robbil Ngaalamin” karena punyanya ma ga ba tha nga.

Orang Jawa tidak punya huruf “ Dlot ” punyanya “ La ”, maka “ Ramadlan ” jadi “ Ramelan ”. Orang Bali disuruh membunyikan “ Shiraathal…” bunyinya “ Sirotholladzina an’amtha ‘alaihim ghairil magedu bi’alaihim waladthoilliin ”. Di Sulawesi, “’ Alaihim” keluarnya “’ Alaihing ”.

Karena perbedaan logat lidah ini, maka pada tahun 250 hijriyyah, seorang ulama berinisiatif menyusun Ilmu Tajwid fi Qiraatil Quran , namanya Abu Ubaid bin Qasim bin Salam. Ini yang kadang orang tidak paham pangkat dan tingkatan kita. Makanya tidak usah pada ribut.

Murid ulama itu beda dengan murid Rasulullah. Murid Rasulullah, ketika dzikir dan diam, hatinya “online” langsung kepada Allah SWT. Kalau kita semua dzikir dan diam, malah jadinya tidur.
Maka disini, di Nusantara ini, jangan heran.

Ibadah Haji, kalau orang Arab langsung lari ke Ka’bah. Muridnya ulama dibangunkan Ka’bah palsu di alun-alun, dari triplek atau kardus, namanya manasik haji. Nanti ketika hendak berangkat haji diantar orang se-kampung.

Yang mau haji diantar ke asrama haji, yang mengantar pulangnya belok ke kebun binatang. Ini cara pembelajaran. Ini sudah murid ulama. Inilah yang orang belajar sekarang: kenapa Islam di Indonesia, Nahdlatul Ulama selamat, sebab mengajari manusia sesuai dengan hukum pelajarannya ulama.

Anda sekalian disuruh dzikir di rumah, takkan mau dzikir, karena muridnya ulama. Lha wong dikumpulkan saja lama kelamaan tidur. Ini makanya murid ulama dikumpulkan, di ajak berdzikir.

Begitu tidur, matanya tidak dzikir, mulutnya tidak dzikir, tetapi, pantat yang duduk di majelis dzikir, tetap dzikir. Nantinya, di akhirat ketika “wa tasyhadu arjuluhum ,” ada saksinya. Orang disini, ketika disuruh membaca Alquran, tidak semua dapat membaca Alquran. Maka diadakan semaan Alquran.

Mulut tidak bisa membaca, mata tidak bisa membaca, tetapi telinga bisa mendengarkan lantunan Alquran. Begitu dihisab mulutnya kosong, matanya kosong, di telinga ada Alqurannya.

Maka, jika bukan orang Indonesia, takkan mengerti Islam Indonesia. Mereka tidak paham, oleh karena, seakan-akan, para ulama dulu tidak serius dalam menanam. Sahadatain jadi sekaten. Kalimah sahadat jadi kalimosodo. Ya Hayyu Ya Qayyum jadi Yo Kayuku Yo Kayumu.

Ini terkesan ulama dahulu tidak ‘alim. Ibarat pedagang, seperti pengecer. Tetapi, lima ratus tahun kemudian tumbuh subur menjadi Islam Indonesia. Jamaah haji terbanyak dari Indonesia. Orang shalat terbanyak dari Indonesia. Orang membaca Alquran terbanyak dari Indonesia.

Dan Islam yang datang belakangan ini gayanya seperti grosir: islam kaaffah, begitu diikuti, mencuri sapi. Dilihat dari sini, saya meminta, Tentara Nasional Indonesia, Polisi Republik Indonesia, jangan sekali-kali mencurigai Nahdlatul Ulama menanamkan benih teroris.

Teroris tidak mungkin tumbuh dari Nahdlatul Ulama, karena Nahdlatul Ulama lahir dari Bangsa Indonesia. Tidak ada ceritanya Banser kok ngebom disini, sungkan dengan makam gurunya. Mau ngebom di Tuban, tidak enak dengan Mbah Sunan Bonang.

Saya yang menjamin. Ini pernah saya katakan kepada Panglima TNI. Maka, anda lihat teroris di seluruh Indonesia, tidak ada satupun anak warga jamiyyah Nahdlatul Ulama. Maka, Nahdlatul Ulama hari ini menjadi organisasi terbesar di dunia.

Dari Muktamar Makassar jamaahnya sekitar 80 juta, sekarang di kisaran 120 juta. Yang lain dari 20 juta turun menjadi 15 juta. Kita santai saja. Lama-lama mereka tidak kuat, seluruh tubuh kok ditutup kecuali matanya. Ya kalau pas jualan tahu, lha kalau pas nderep di sawah bagaimana. Jadi kita santai saja. Kita tidak pernah melupakan sanad, urut-urutan, karena itu cara Nahdlatul Ulama agar tidak keliru dalam mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad SAW.

oleh gus Muwaffiq..SEBELUM ANDA INGIN MENAFSIRKAN AL QUR'AN,KUASAI DULU 15 BIDANG ILMU BERIKUT INI :

1. Ilmu Lughat (filologi), yaitu ilmu untuk mengetahui arti setiap kata al Quran. Mujahid rah.a. berkata, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka tidak layak baginya berkomentar tentang ayat-ayat al Quran tanpa mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan tentang lughat tidaklah cukup karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti. Jika mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Bisa jadi kata itu mempunyai arti dan maksud yang berbeda.
.
2. Ilmu Nahwu (tata bahasa), Sangat penting mengetahui ilmu Nahwu, karena sedikit saja I’rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti perkataan itu. Sedangkan pengetahuan tentang I’rab hanya didapat dalam ilmu Nahwu.
.
3. Ilmu Sharaf (perubahan bentuk kata), Mengetahui Ilmu sharaf sangat penting, karena perubahan sedikit bentuk suatu kata akan mengubah maknanya. Ibnu Faris berkata, “Jika seseorang tidak mempunyai ilmu sharaf, berarti ia telah kehilangan banyak hal.” Dalam Ujubatut Tafsir, Syaikh Zamakhsyari rah.a. menulis bahwa ada seseorang yang menerjemahkan ayat al Quran yang berbunyi:

“(Ingatlah) pada suatu hari (yang pada hari itu) kami panggil setiap umat dengan pemimpinya. “(Qs. Al Isra [17]:71)

Karena ketidaktahuannya tentang ilmu sharaf, ia menerjemahkan ayat itu seperti ini:“pada hari ketika manusia dipanggil dengan ibu-ibu mereka.” Ia mengira bahwa kata ‘imaam’ (pemimpin) yang merupakan bentuk mufrad (tunggal) adalah bentuk jamak dari kata ‘um’ (ibu). Jika ia memahami ilmu sharaf, tidak mungkin akan mengartikan ‘imaam’ sebagai ibu-ibu.
.
4. Imu Isytiqaq (akar kata, Mengetahui ilmu isytiqaq sangatlah penting. Dengan ilmu ini dapat diketahui asal-usul kata. Ada beberapa kata yang berasal dari dua kata yang berbeda, sehingga berbeda makna. Seperti kata ‘masih’ berasal dari kata ‘masah’ yang artinya menyentuh atau menggerakkan tangan yang basah ke atas suatu benda, atau juga berasal dari kata ‘masahat’ yang berarti ukuran.
.
5. Ilmu Ma’ani, Ilmu ini sangat penting di ketahui, karena dengan ilmu ini susunan kalimat dapat di ketahui dengan melihat maknanya.
.

6. Ilmu Bayaan, Yaitu ilmu yang mempelajari makna kata yang zhahir dan yang tersembunyi, juga mempelajari kiasan serta permisalan kata.
.
7. Ilmu Badi’, yakni ilmu yang mempelajari keindahan bahasa. Ketiga bidang ilmu di atas juga di sebut sebagai cabang ilmu balaghah yang sangat penting dimiliki oleh para ahli tafsir. Al Quran adalah mukjizat yang agung, maka dengan ilmu-ilmu di atas, kemukjizatan al Quran dapat di ketahui.
.
8. Ilmu Qira’at, Ilmu ini sangat penting dipelajari, karena perbedaan bacaan dapat mengubah makna ayat. Ilmu ini membantu menentukan makna paling tepat di antara makna-makna suatu kata.
.
9. Ilmu Aqa’id, Ilmu yang sangat penting di pelajari ini mempelajari dasar-dasar keimanan, kadangkala ada satu ayat yang arti zhahirnya tidak mungkin diperuntukkan bagi Allah swt. Untuk memahaminya diperlukan takwil ayat itu, seperti ayat:

“Tangan Allah di atas tangan mereka.” (Qs. Al Faht 48]:10)
.
10. Ushu l Fiqih, Mempelajari ilmu ushul fiqih sangat penting, karena dengan ilmu ini kita dapat mengambil dalil
dan menggali hukum dari suatu ayat.
.
11. Ilmu Asbabun-Nuzul, Yaitu ilmu untuk mengetahui sebab-sebab turunnya ayat al Quran. Dengan mengetahui sebab-sebab turunnya, maka maksud suatu ayat mudah di pahami. Karena kadangkala maksud suatu ayat itu bergantung pada asbabun nuzul-nya.
.
12. Ilmu Nasikh Mansukh, Dengan ilmu ini dapat dipelajari suatu hokum uang sudah di hapus dan hokum yang masih tetap berlaku.
.
13. Ilmu Fiqih, Ilmu ini sangat penting dipelajari. Dengan menguasai hokum-hukum yang rinci akan mudah mengetahui hukum global.
.
14. Ilmu Hadist, Ilmu untuk mengetahui hadist-hadist yang menafsirkan ayat-ayat al Quran.
.
15. Ilmu Wahbi, Ilmu khusus yang di berikan Allah kepada hamba-nya yang istimewa, sebagaimana sabda Nabi Saw..,,

“Barangsiapa mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang tidak ia ketahui.”
.

Juga sebagaimana disebutkan dalam riwayat, bahwa Ali r.a. pernah ditanya oleh seseorang, “Apakah rasulullah telah memberimu suatu ilmu atau nasihat khusus yang tidak di berikan kepada orang lain?” Maka ia menjawab, “Demi Allah, demi Yang menciptakan Surga dan jiwa. Aku tidak memiliki sesuatu yang khusus kecuali pemahaman al Quran yang Allah berikan kepada hamba-Nya.” Ibnu Abi Dunya berkata, “Ilmu al Quran dan pengetahuan yang didapat darinya seperti lautan yang tak bertepi.
.
Ilmu-ilmu yang telah diterangkan di atas adalah alat bagi para mufassir al Quran. Seseorang yang tidak memiliki ilmu-ilmu tersebut lalu menfsirkan al Quran, berarti ia telah menafsirkannya menurut pendapatnya sendiri, yang larangannya telah di sebutkan dalam banyak hadist. Para sahabat telah memperoleh ilmu bahasa Arab secara turun temurun, dan ilmu lainnya mereka dapatkan melalui cahaya Nubuwwah.

.
Iman Suyuthi rah.a. berkata, “Mungkin kalian berpendapat bahwa ilmu Wahbi itu berada di luar kemampuan manusia. Padahal tidak demikian, karena Allah sendiri telah menunjukkan caranya, misalnya dengan mengamalkan ilmu yang dimiliki dan tidak mencintai dunia.”

Senin, 03 Juni 2019

Untuk menyambut Idul Fitri, berikut ijazah doa dari HABIB ABDULLAH ALMUHDLOR TARIEM, HADRAMAUT, yang disampaikan dari Ustadz Nurul Hadi Amin, Surabaya.

1. Membaca ISTIGHFAR sebanyak 100 kali di Hari Raya Iid. Waktunya antara Shalat Subuh dan Shalat ied.

اَسْتَغْفِرُاللهَ

العظيم ١٠٠ x

Astaghfirullah al-azhim. (100 kali)

Barangsiapa yg membaca dzikir tersebut, maka Insya Allah  dosa kita baik yang besar maupun yang kecil akan dihapuskan.

2. Membaca

Laa ilaha ilallahu wahdahu laa syarikala lahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumitu biyadihil khairi wahuwa ‘ala kulli syai’in qadiir. (400 kali)

Barangsiapa membaca dzikir itu sebanyak 400 kali antara sholat subuh sampai sholat ied, maka Insya.... Allah akan memberikan kepadanya 400 bidadari di surga kelak, dan Allah akan memberikan istana di surga sebanyak 400 istana dan juga Allah akan memerintahkan kepada malaikat untuk menanami tanaman di setiap rumah tersebut sampai yaumil qiyaamah.

 3. Membaca

بِحَمْدِهِ وَ الْلَّهِ سُبْحَانَ

Sub-hanallahi wa bihamdihi (300 kali)

Barangsiapa membaca dzikir tersebut 300 kali antara waktu shalat subuh sampai shalat Iid, dan meniatkan pahalanya untuk seluruh ahlil kubur muslimin dan muslimat.

Maka ALLAH akan mengirimkan 1000 cahaya ke setiap ahlil kubur, dan setelah yang membaca dzikir tsb meninggal nantinya maka akan diberikan 1000 cahaya juga kepadanya dan setiap ahlil kubur akan mendoakan kita karena dzikir yang telah kita hadiahkan kepada mereka yang mana membuat kuburan mereka bercahaya.

Semoga Bermanfaat...Prof KH Sa'id Aqil Siradj Ketum PBNU Adalah Juga Habib, Keturunan Nabi Muhammad SAW.

Prof Dr Said Aqil Siradj

Banyak kalangan ulama di Nahdaltul Ulama (NU) yang tidak mau disebut atau dipanggil "Habib" alias keturunan (dzurriyah) Rasulullah SAW, padahal sejatinya, mereka adalah juga "Habib" alias keturunan (dzurriyah) Rasulullah SAW.

"Mungkin masih banyak yang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, bahwa Ketua Umum PBNU, Prof Dr KH Sa'id Aqil Siradj juga seorang "Habib" alias keturunan (dzurriyah) Rasulullah SAW", nah, ini silsilah lengkapnya supaya paham.

KH. Said Agil Siradj bin KH Agil bin KH Siradj bin KH Said (gedongan) bin KH Murtasim bin KH Nuruddin bin KH Ali bin Tubagus Ibrahim bin Abul Mufakhir (Majalengka) bin Sultan Maulana Mansur (Cikaduen) bin Sultan Maulana Yusuf (Banten) bin Sultan Maulana Hasanuddin bin Maulana Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati) bin Abdullah bin Ali Nurul Alam Syeh Jumadil Kubro bin Jamaludin Akbar Khan bin Ahmad Jalaludin Khan bin Abdullah Khan bin Abdul Malik al-Muhajir (Nasrabad India) bin Alawi Ammil Faqih ( Hadrulmaut) bin Muhammad Shohib Mirbat Ali Kholi' Qosam bin Alawi atsani bin Muhammad Shohibus Saumi'ah bin Alawi Awwal bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa ArRumi bin Muhammad an Naqib bin Ali 'Uraidhi bin Ja'far as Shodiq bin Muhammad al Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein As-Sibth bin Ali bin Abi Thalib wa Fathimah Az-Zahra Ra binti Sayyidina wa Maulana Rasulullah Muhammad SAW.

Menurut versi lain (yang lebih shahih), yakni menurut ketua Naqobah kesultanan Banten (Zein Sempur Al bakri). KH Said Aqil Siraj adalah keturunan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati Cirebon) melalui jalur nasab Kraton Gebang Ilir Kuningan Cirebon, bukan melalui jalur Sultan Banten seperti yang banyak beredar di dunia maya. Nasab KH Said Aqil Siraj yang benar adalah sebagai berikut:

• Nabi Muhammad SAW
• Fatimah Az-Zahra
• Al-Imam Sayyidina Hussain
• Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin bin
• Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
• Sayyidina Ja’far As-Sodiq bin
• Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
• Sayyid Muhammad An-Naqib bin
• Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi bin
• Ahmad al-Muhajir bin
• Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
• Sayyid Alawi Awwal bin
• Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
• Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
• Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
• Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
• Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
• Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India) bin
• Sayyid Abdullah Al-’Azhomatul Khan bin
• Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
• Sayyid Syaikh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Al-Khan Al Husein bin
• Sayyid ‘Ali Nuruddin Al-Khan @ ‘Ali Nurul ‘Alam
• Sayyid ‘Umdatuddin Abdullah Al-Khan bin
• Sunan Gunung Jati @ Syarif Hidayatullah Al-Khan
• Pangeran Pasarean @ Pangeran Muhammad Tajul Arifin
• Pangeran Dipati Anom @ Pangeran Suwarga @ Pangeran Dalem Arya Cirebon
• Pangeran Wirasutajaya ( Adik Kadung Panembahan Ratu )
• Pangeran Sutajaya Sedo Ing Demung
• Pangeran Nata Manggala
• Pangeran Dalem Anom @ Pangeran Sutajaya ingkang Sedo ing Tambak
• Pangeran Kebon Agung @ Pangeran Sutajaya V
• Pangeran Senopati @ Pangeran Bagus
• Pangeran Punjul @ Raden Bagus @ Pangeran Penghulu Kasepuhan
• Raden Ali
• Raden Muriddin
• KH Raden Nuruddin
• KH Murtasim ( Kakak dari KH Muta’ad leluhur pesantren Benda Kerep & Buntet )
• KH Said ( Pendiri Pesantren Gedongan )
• KH Siraj
• KH Aqil
• KH Said Aqil Siraj ( Ketua PBNU )

Tulisan tentang Prof Dr Said Aqil Siradj sebagai Habib atau keturunan Nabi Muhammad SAW tersebut dapat dibaca di NU.Nusantara

Siapa KH Said Aqil Siradj?

Dalam sebuah tulisan: "Pejuang Aswaja, Punggawa NU Penjaga NKRI yang dibesarkan dalam sarang Wahabi", sekilas ditulis siapa sosk KH KH Said Aqil Siradj.

KH Said Aqil Siradj memang unik, meski menjadi pejuang Aswaja yang tangguh, namun genealogi intelektualnya sempat diwarnai selama 14 tahun di sarang Wahabi, yakni saat menempuh pendidikan S1 Universitas King Abdul Aziz, Jedah, hingga S3 University of Umm al-Qura, Mekah, Arab Saudi, yang berhasil meraih gelar doktoral cum laude.

Hasratnya meneguk ilmu memang luar biasa, sebagaimana dikatakan Dr. Hidayat Nur Wahid :
“Said aqil itu mahasiswa kutu buku, semasa di Mekah, ia lebih sering ditemukan ditempat-2 ilmiah dan sulit menemukannya di forum organisasi”. “Said Aqil ini putra Kiai yang cerdas” kata Dr. Nurcholish Majid. “Dia doktor muda NU yang berfungsi sebagai kamus berjalan dengan desertasi lebih dari 1000 referensi” kata Gus Dur.

Terbersit pertanyaan bagaimana pergulatan intelektual Kang Said - seorang Aswaja – dalam mempertahankan jati dirinya di sarang Wahabi. Tentu penuh dinamika, namun bukanlah hal yang mustahil. Bukankah ada kisah yang lebih dramatis, tentang nabi Musa yang menjadi penjaga tauhid meski dibawah asuhan Fir’aun.

Meski besar dalam sarang Wahabi, spirit Aswaja tetap bersemayam dalam jiwa Kang Said. Hal ini tidak lepas dari basis pendidikan pesantren yang kuat di Lirboyo & Krapyak. Pun di Mekah, beliau juga belajar pada Sayid Muhammad Alawi al Maliki, maha guru para ulama Aswaja di seluruh dunia. Yang tidak bisa dilepaskan adalah pengaruh mentor seniornya, yakni Gus Dur. Kekariban dengan Gus Dur terlihat saat beliau berkunjung ke Mekah lebih suka menginap di tempat tinggal Kang Said.

Meski besar di sarang Wahabi, tidak lantas menjadikan Kang Said menjadi gembong Wahabi. Bahkan dengan dukungan ulama sepuh seperti Mbah Moen, Gus Mus, Habib Luthfi, dll, Kang Said membuktikan menjadi pejuang Aswaja terdepan, menjadi pimpinan PBNU dalam 2 periode.

Bagi gembong-2 Wahabi beserta pengikutnya, fenomena Kang Said tentu cukup menyakitkan. Dari dalam sarangnya, lahir pejuang Aswaja yang tangguh. Berbagai tudingan untuk menjatuhkan kredibilitasnya gencar dilancarkan, secara langsung maupun dengan memperalat oknum NU yang gagal paham dan yang masuk dalam barisan sakit hati pasca muktamar.

Label antek Liberal, Yahudi, Syiah hingga kafir dituduhkan padanya. Bahkan ada yang mengusulkan untuk mencabut gelar doktoralnya. Atas berbagai fitnah itu, jawaban beliau mencerminkan praktek keilmuan tashawuf yang tidak terpesona dengan gebyar dunia meski dalam genggamannya. “Apapun gelar yang diberikan, saya tidak peduli. Jangankan gelar doktoral, gelar haji pun kalau mau di copot akan saya berikan” jawabnya.

Ditengah badai radikalisme, ketangguhan Kang Said menginspirasi kalangan mainstream Aswaja. Termasuk peran sertanya dalam melahirkan “Islam Nusantara’ yang tidak lain adalah untuk menyatukan semangat keagamaan dan kebangsaan. Sebuah langkah strategi cerdas untuk menangkal paham Islam radikal Wahabi, meneladani pendahulunya saat melahirkan Komite Hijaz, cikal bakal Nahdatul Ulama.

Sumber : WAG Warga NU Cirebon

10 Amalan Harian Yang Penuh dengan Fadhilah (Ijazah dari Habib Sholeh Al-Jufri)
-------------------------------------------------

1. LAA ILAA HA ILLAA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADZOLIMIIN..
(300x/hari - 1000x/perhari)
Fadhilah ; Dalam berdakwah akan dimudahkan dan lancarkan atau dimudahkan untuk menggerakkan Ummat.

2. HASBUNALLAHI WANI'MAL WAKIIL..
(313x/hari)
Fadhilah ; Musibah menjadi Rahmat, asbab kebinasaan jadi kemuliaan.

3. SUBHANALLAH WABIHAMDIHI SUBHANALLAHIL 'ADZIIM ASTAGHFIRULLAH..
(100x Dibaca antara Adzan dan Iqomah subuh)
Fadhilah ; Dunia datang dalam menunduk

4. Masuk rumah ucapkan Salam, Sholawat 3x, Surat Al-Ikhlas 3x..
Fadhilah ; Dimudahkan untuk bayar hutang, ketentraman diri dan keluarga, ekonomi akan dimudahkan.

5. Sesudah shola Jum'at baca ; Surat Al-Fatihah 7x, Al-Ikhlas 7x, Al-Falaq 7x, An-Nas 7x..
Fadhilah ; Keburukan kita akan ditutupi Allah SWT, yang tampak hanya kebaikan kita saja.

6. Ta'awudz dibaca 10x (pagi - sore)..
Fadhilah ; Dilindungi dari godaan syaitan pada hari itu.

7. Ayatul Kursi dibaca setiap selesai sholat Fardhu..
Fadhilah ; Mati tanpa perantara / mudah dalam sakaratul maut.

8. Baca Surat Al-Ikhlas, Al-Alaq, An-Naas ( 3x pagi dan sore )..
Fadhilah ; Dijauhkan dari bencana dan kesusahan.

9. Baca Surat Yasiin ( pagi dan sore )..
Fadhilah ; Akan dicukupi kebutuhan Dunia dan Akhirat.

10. Surat Al-Ikhlas 200x/hari..
Fadhilah Surat Al-Ikhlas 200x/hari ;

-Allah SWT akan tutup 300 pintu musibah
-Allah SWT akan buka 300 pintu Rahmat
-Allah SWT buka 300 pintu rezeki, rezeki datang tidak disangka-sangka dan penuh Kemuliaan.

-Diberi Ilmu dan kesabaran langsung dari Allah SWT.
-Diberi Pahala 2000 roka'at sholat Nafil/Sunnah.
-Diberi Pahala seperti Mengkhatamkan Al-Qur'an 66x diampuni dosanya 50 tahun.

Dibangunkan 20 istana, 1 istana 70 bidadari dan 80.000 pelayan dan ratunya istri kita sendiri.
Ketika kita mati, kita akan disholatkan 110.000 malaikat.

Dengan amalan yang istiqomah, masalah pasti semuanya diselesaikan oleh Allah SWT, tetap jaga prasangka baik pada Allah SWT.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد...❤❤❤

Rabu, 29 Mei 2019

SEBUAH RENUNGAN

KYAI DAN PELACUR

KH. Ali Yahya Lasem terkenal tampan, berbadan tegap dan atletis. Bila sarung, sorban, dan kopiahnya dibuka beliau mirip bule Eropa, Amerika atau Australia. Tak heran kalau banyak wanita terpesona.

Suatu hari beliau ada undangan mengisi pengajian di Jepara, saat di perjalanan mobil yang beliau tumpangi berhenti di sebuah lampu merah. Saat itu beliau duduk di samping sopir dengan melepas sorban dan kopiah yang dipakainya. Tiba-tiba seorang wanita muda, menor, dan seksi menghampirinya.

Wanita penghibur itu mengira bila lelaki gagah dalam mobil adalah turis banyak duit yang sedang mencari kesenangan di Indonesia.

“Malam, Om.”

“Malam.”

“Ikut dong, Om. Boleh, ya?”

“Oh, boleh, boleh. Silakan masuk.”

Wanita muda itu bergegas masuk mobil. Pintu ditutup dan mobil mulai jalan.

“Mau ke mana, Om? Butuh aku, gak? Aku temenin sampai pagi ya, Om?”

Sambil pakai lagi kopiah dan sorban Kiyai Ali santai menjawab, “Oo, ini lho mau ngaji di Jepara. Ndak apa-apa, silakan ikut aja.”

Wanita itu kaget dan salah tingkah, “Oh, jadi Bapak ini Kiyai, ya?”

Tadi panggil om sekarang panggil pak kiyai.

Lucu, ya? Kiyai Ali tersenyum geli.

“Maaf, Kiyai, saya benar-benar tidak tahu. Sekali lagi maaf.”

Wanita itu kian tegang dan raut wajahnya pucat ketakutan.

Tapi Kiyai Ali santai saja berkata, “Oo, ndak apa-apa. Santai saja, Mbak. Sekali-kali ikut pengajian bagus itu.”

“Ndak usah Kiyai, saya turun di sini aja.”

“Enggak bisa, pokoknya harus ikut. Tadi kan sampean bilang mau ikut, ya harus ikut.”

“Tapi saya kang gak pakai jilbab, Kiyai?”

“Gampang, nanti tak pinjem jamaah.”

“Tapi saya malu Kiyai?”

“Lho, sampean jadi pel#cur ndak malu, kok pengajian malah malu. Piye to?”

“Bagaimana ini, Kiyai?” Wanita itu makin salah tingkah, “Saya takut, Kiyai?” Tadi bilang malu sekarang katanya takut. Hehe..

Dengan bijak Kiyai Ali menenangkan, “Sudahlah, santai aja.”

Mobil pun terus berjalan hingga akhirnya sampai ke tempat tujuan. Jepara. Suasana tempat diselenggarakannya acara pengajian sudah ramai. Para jamaah laki-laki dan perempuan memadati area tempat acara. Gegap gempita para panitia menanti kedatangan Kiyai Ali.

Begitu turun dari mobil Kiyai Ali langsung menghampiri jamaah ibu-ibu, “Maaf Bu, bisa pinjam jilbabnya. Ini lho, Bu Nyai lupa bawa jilbab.”

Bu Nyai adalah panggilan kehormatan yang biasanya disematkan pada istri kiyai. Masa iya istri kiyai lupa berjilbab. Hehe.

Dengan sedikit bingung ibu itu menjawab tergesa-gesa, “Oh, bisa Kiyai. Sebentar saya ambilkan.”

Ibu itu bergeas pergi dan tak lama sudah kembali. Jilbab yang dibawanya itu di sodorkan ke dalam mobil dan langsung dipakai oleh sang wanita. Setelah rapi wanita itu turun dari mobil dan masyaallah… Langsung diserbu rombongan ibu-ibu untuk mencium tangannya. “Ngalap berkah,” katanya.

Mendapati sambutan kehormatan seperti itu, wanita yang kini disulap jadi Bu Nyai langsung berwajah pucat. Ia dipersilakan masuk, dijamu, dan dilayani bagaikan seorang ratu. Ada haru campur malu menyelinap di hatinya.

Pengajian pun digelar dengan seksama, Kiyai Ali menjadi pembicara yang luar biasa, penyampaiannya ringan tapi dalam makna kandungannya.

Usai acara Bu Nyai Dadakan dipersilakan menikmati jamuan rupa-rupa makanan. Lalu makan berat.

Tapi sebelum makan rombongan jamaah ibu-ibu mohon didoakan keberkahan dari Bu Nyai Dadakan, sontak saja ia kaget setengah mati. Sudah lama tak berdoa, sudah lupa doa yang dulu dihafal waktu kecil ngaji di kampung. Untungnya masih ingat Rabbana Atina Fi Dunya Hasanah, Wa Fil Akhirati Hasanah..

Pun demikian sebelum pulang, jamaah ibu-ibu bergantian cium tangan dan diantar dengan hormat sampai masuk mobil.

Selama perjalanan di mobil wanita penghibur itu menangis sedu sedan, sesenggukan dengan air mata bercucuran. Kiyai Ali dan sopir membiarkannya hingga reda..

Setelah suasana agak tenang, Kiyai Ali menasihati, “Apakah sampean tidak melihat dan berpikir tentang bagaimana orang-orang tadi memperlakukanmu, menghormatimu, mengerumunimu, mengantarkanmu, dan rela juga mereka antri hanya untuk dapat mencium tanganmu satu demi satu, bahkan minta berkah doa darimu, padahal tahu sendiri kamu siapa?”

Kembali sang wanita menangis, merasa hina, miris, dan sedih mengingat perbuatan dosa yang selama ini dilakukannya. Tapi Allah menutup aibnya, Allah sangat menyayanginya.

“Hari ini,” lanjut Kiyai Ali, “Sampean dapat nasihat yang mungkin nasihat berharga selama hidupmu, maka segeralah taubat dan mohon ampun sama Allah. Jangan sampai nyawa merenggut sebelum taubat.”
Tangisnya kian deras. Kiyai Ali membiarkannya.

Sambil terisak wanita itu berkata, “Terimakasih Kiyai atas nasihatnya, dan berkah dari kejadian ini. Mulai hari ini saya bertaubat dan berhenti dari pekerjaan bejat ini. Sekali lagi terimakasih Kiyai.”

Menyeksamai kisah ini berarti kita belajar bijaksana. Para ulama, pendahulu, dan guru kita para mubaligh *berdakwah dengan baik dan bijak, mengajak tanpa menginjak, menasihati tanpa menyakiti, dan menunjukkan kebenaran tanpa merendahkan derajat kemanusiaan.*

Inilah salah satu telaga yang indah dan menyejukkan, yang menjadikan banyak orang tertarik dengan Islam. Semoga jadi pelajaran bagi kita untuk menyampaikan kebenaran dengan baik.

MATERI 2
KIAT KIAT SHALAT KHUSYU

Habib Umar bin hafidz . menyampaikan cara khusyu dalam shalat jika memenuhi 6 syarat, yaitu:

1. (Hudurul Qolb) Hadirnya hati. hadirnya hati harus di latih terus-menerus, bila hati kemana-mana paksa untuk kembali lagi, Insya Allah, hati akan terbiasa hudhur.

2. (Tafahhumul Ma’ani) Memahami arti atas apa yang kita katakan dan kita sedang lakukan.

3. (Al ijlal watta’dzhim ) Adanya rasa mengagungkan dan memulyakan kepada Allah SWT. Terkadang kita hadir hati, mengetahui arti, tapi tanpa pengagungan hal ini seperti seseorang yang memahami perkataan anak kecil yaitu tidak terlalu menghiraukannya.

4. (Al ijlal watta’dzhim ma’al Haibah) Hendaknya rasa memulyakan dan pengagungan tadi di iringi dengan rasa haibah (kewibawaan). Haibah: Rasa takut yang timbul karena rasa mengagungkan. Takut sholat kita tidak di terima oleh Allah.

5. (ar-Roja’) Kuatnya harapan bahwa sholat kita di terima oleh Allah juga menjadi sebab dekatnya kita pada Allah serta mengharapkan mendapat balasan yang agung.

6. (Haya’) Adanya rasa malu bahwasannya kita tidak menunaikan hak Allah dengan semestinya.

Kemudian Habib Umar mengatakan:
“Jika enam kriteria ini terdapat padamu, maka sholatmu bisa di katakan sholat yang khusyu’.” Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang khusyu’ dalam sholat. Aamiin yaa Allah.
Wallahu A'lam Bishawab

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa'ala Ali sayyidina Muhammad 🌹

MATERI 3
SILSILAH PROF KH SAID AQIL

Prof KH Sa'id Aqil Siradj Ketum PBNU Adalah Juga Habib, Keturunan Nabi Muhammad SAW.

Prof Dr Said Aqil Siradj

Banyak kalangan ulama di Nahdaltul Ulama (NU) yang tidak mau disebut atau dipanggil "Habib" alias keturunan (dzurriyah) Rasulullah SAW, padahal sejatinya, mereka adalah juga "Habib" alias keturunan (dzurriyah) Rasulullah SAW.

"Mungkin masih banyak yang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, bahwa Ketua Umum PBNU, Prof Dr KH Sa'id Aqil Siradj juga seorang "Habib" alias keturunan (dzurriyah) Rasulullah SAW", nah, ini silsilah lengkapnya supaya paham.

KH. Said Agil Siradj bin KH Agil bin KH Siradj bin KH Said (gedongan) bin KH Murtasim bin KH Nuruddin bin KH Ali bin Tubagus Ibrahim bin Abul Mufakhir (Majalengka) bin Sultan Maulana Mansur (Cikaduen) bin Sultan Maulana Yusuf (Banten) bin Sultan Maulana Hasanuddin bin Maulana Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati) bin Abdullah bin Ali Nurul Alam Syeh Jumadil Kubro bin Jamaludin Akbar Khan bin Ahmad Jalaludin Khan bin Abdullah Khan bin Abdul Malik al-Muhajir (Nasrabad India) bin Alawi Ammil Faqih ( Hadrulmaut) bin Muhammad Shohib Mirbat Ali Kholi' Qosam bin Alawi atsani bin Muhammad Shohibus Saumi'ah bin Alawi Awwal bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa ArRumi bin Muhammad an Naqib bin Ali 'Uraidhi bin Ja'far as Shodiq bin Muhammad al Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein As-Sibth bin Ali bin Abi Thalib wa Fathimah Az-Zahra Ra binti Sayyidina wa Maulana Rasulullah Muhammad SAW.

Menurut versi lain (yang lebih shahih), yakni menurut ketua Naqobah kesultanan Banten (Zein Sempur Al bakri). KH Said Aqil Siraj adalah keturunan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati Cirebon) melalui jalur nasab Kraton Gebang Ilir Kuningan Cirebon, bukan melalui jalur Sultan Banten seperti yang banyak beredar di dunia maya. Nasab KH Said Aqil Siraj yang benar adalah sebagai berikut:

• Nabi Muhammad SAW
• Fatimah Az-Zahra
• Al-Imam Sayyidina Hussain
• Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin bin
• Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
• Sayyidina Ja’far As-Sodiq bin
• Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
• Sayyid Muhammad An-Naqib bin
• Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi bin
• Ahmad al-Muhajir bin
• Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
• Sayyid Alawi Awwal bin
• Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
• Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
• Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
• Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
• Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
• Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India) bin
• Sayyid Abdullah Al-’Azhomatul Khan bin
• Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
• Sayyid Syaikh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Al-Khan Al Husein bin
• Sayyid ‘Ali Nuruddin Al-Khan @ ‘Ali Nurul ‘Alam
• Sayyid ‘Umdatuddin Abdullah Al-Khan bin
• Sunan Gunung Jati @ Syarif Hidayatullah Al-Khan
• Pangeran Pasarean @ Pangeran Muhammad Tajul Arifin
• Pangeran Dipati Anom @ Pangeran Suwarga @ Pangeran Dalem Arya Cirebon
• Pangeran Wirasutajaya ( Adik Kadung Panembahan Ratu )
• Pangeran Sutajaya Sedo Ing Demung
• Pangeran Nata Manggala
• Pangeran Dalem Anom @ Pangeran Sutajaya ingkang Sedo ing Tambak
• Pangeran Kebon Agung @ Pangeran Sutajaya V
• Pangeran Senopati @ Pangeran Bagus
• Pangeran Punjul @ Raden Bagus @ Pangeran Penghulu Kasepuhan
• Raden Ali
• Raden Muriddin
• KH Raden Nuruddin
• KH Murtasim ( Kakak dari KH Muta’ad leluhur pesantren Benda Kerep & Buntet )
• KH Said ( Pendiri Pesantren Gedongan )
• KH Siraj
• KH Aqil
• KH Said Aqil Siraj ( Ketua PBNU )

Tulisan tentang Prof Dr Said Aqil Siradj sebagai Habib atau keturunan Nabi Muhammad SAW tersebut dapat dibaca di NU.Nusantara

Siapa KH Said Aqil Siradj?

Dalam sebuah tulisan: "Pejuang Aswaja, Punggawa NU Penjaga NKRI yang dibesarkan dalam sarang Wahabi", sekilas ditulis siapa sosk KH KH Said Aqil Siradj.

KH Said Aqil Siradj memang unik, meski menjadi pejuang Aswaja yang tangguh, namun genealogi intelektualnya sempat diwarnai selama 14 tahun di sarang Wahabi, yakni saat menempuh pendidikan S1 Universitas King Abdul Aziz, Jedah, hingga S3 University of Umm al-Qura, Mekah, Arab Saudi, yang berhasil meraih gelar doktoral cum laude.

Hasratnya meneguk ilmu memang luar biasa, sebagaimana dikatakan Dr. Hidayat Nur Wahid :
“Said aqil itu mahasiswa kutu buku, semasa di Mekah, ia lebih sering ditemukan ditempat-2 ilmiah dan sulit menemukannya di forum organisasi”. “Said Aqil ini putra Kiai yang cerdas” kata Dr. Nurcholish Majid. “Dia doktor muda NU yang berfungsi sebagai kamus berjalan dengan desertasi lebih dari 1000 referensi” kata Gus Dur.

Terbersit pertanyaan bagaimana pergulatan intelektual Kang Said - seorang Aswaja – dalam mempertahankan jati dirinya di sarang Wahabi. Tentu penuh dinamika, namun bukanlah hal yang mustahil. Bukankah ada kisah yang lebih dramatis, tentang nabi Musa yang menjadi penjaga tauhid meski dibawah asuhan Fir’aun.

Meski besar dalam sarang Wahabi, spirit Aswaja tetap bersemayam dalam jiwa Kang Said. Hal ini tidak lepas dari basis pendidikan pesantren yang kuat di Lirboyo & Krapyak. Pun di Mekah, beliau juga belajar pada Sayid Muhammad Alawi al Maliki, maha guru para ulama Aswaja di seluruh dunia. Yang tidak bisa dilepaskan adalah pengaruh mentor seniornya, yakni Gus Dur. Kekariban dengan Gus Dur terlihat saat beliau berkunjung ke Mekah lebih suka menginap di tempat tinggal Kang Said.

Meski besar di sarang Wahabi, tidak lantas menjadikan Kang Said menjadi gembong Wahabi. Bahkan dengan dukungan ulama sepuh seperti Mbah Moen, Gus Mus, Habib Luthfi, dll, Kang Said membuktikan menjadi pejuang Aswaja terdepan, menjadi pimpinan PBNU dalam 2 periode.

Bagi gembong-2 Wahabi beserta pengikutnya, fenomena Kang Said tentu cukup menyakitkan. Dari dalam sarangnya, lahir pejuang Aswaja yang tangguh. Berbagai tudingan untuk menjatuhkan kredibilitasnya gencar dilancarkan, secara langsung maupun dengan memperalat oknum NU yang gagal paham dan yang masuk dalam barisan sakit hati pasca muktamar.

Label antek Liberal, Yahudi, Syiah hingga kafir dituduhkan padanya. Bahkan ada yang mengusulkan untuk mencabut gelar doktoralnya. Atas berbagai fitnah itu, jawaban beliau mencerminkan praktek keilmuan tashawuf yang tidak terpesona dengan gebyar dunia meski dalam genggamannya. “Apapun gelar yang diberikan, saya tidak peduli. Jangankan gelar doktoral, gelar haji pun kalau mau di copot akan saya berikan” jawabnya.

Ditengah badai radikalisme, ketangguhan Kang Said menginspirasi kalangan mainstream Aswaja. Termasuk peran sertanya dalam melahirkan “Islam Nusantara’ yang tidak lain adalah untuk menyatukan semangat keagamaan dan kebangsaan. Sebuah langkah strategi cerdas untuk menangkal paham Islam radikal Wahabi, meneladani pendahulunya saat melahirkan Komite Hijaz, cikal bakal Nahdatul Ulama.

Sumber : WAG Warga NU Cirebon

Selasa, 28 Mei 2019

Soal Fisika1

Gambar berikut adalah hasil pengukuran sebuah benda yang diukur dengan menggunakan dua jangka sorong.

Volume benda dari hasil pengukuran diatas adalah….
555 cm3
554,4 cm3
554,3 cm3
555 cm3
554 cm3

Sebuah partikel P mula-mula berada di titik A (2,0) m lalu bergerak ke titik B (1,4) m dan ke titik C ( 8,6 ). Besar perpindahan total partikel P terhadap titik koordinat (0,0) m adalah ….
8,0 m
10,0 m
11,2 m
14,0 m
16,0 m

Pada lintasan yang lurus dan  panjang 2 buah sepeda di kayuh ke arah yang sama. Sepeda A mulai dari titik S bergerak dari keadaan diam dengan percepatan tetap 2 m.s-2. Sepeda B melintasi titik S dalam waktu yang bersamaan dengan sepeda A, namun dengan kecepatan tetap 8 m.s-1. Setelah bergerak selama 10 s sejak melintasi titik S, jarak antara sepeda A dan B adalah ….
180 m
100 m
80 m
20 m
10 m

Dua buah bola identik A dan B dilemparkan bersamaan secara horisontal dari sebuah gedung tinggi. Bola A dilempar dengan kecepatan awal vo sedangkan bola B  dilempar dengan kecepatan 0,5 v. Pernyataan berikut berkaitan dengan peristiwa diatas.
Bola A mengalami percepatan lebih kecil
Bola A dan bola B menyentuh tanah secara bersamaan
Bola A menyetuh tanah lebih dulu dari pada bola B
Bola B mencapai tanah pada jarak yang lebih jauh
Pernyataan yang benar adalah....
( 1 ) dan ( 2 )
( 1 ) dan ( 3 )
( 2 ) dan ( 3 )
( 2 ) dan ( 4 )
( 3 ) dan ( 4 )

Jika sebuah benda bergerak secara beraturan dalam lintasan melingkar, maka
Percepatan radialnya tidak nol
Percepatan sudutnya tidak nol
Jari jari lintasannya tetap
Arah dan besar kecepatnya tetap
Pernyataan yang benar adalah....
( 1 ) dan ( 2 )
( 1 ) dan ( 3 )
( 2 ) dan ( 3 )
( 2 ) dan ( 4 )
( 3 ) dan ( 4 )

Massa A = 4 kg, massa B = 6 kg dihubungkan dengan tali dan ditarik gaya F = 40 N ke kanan dengan sudut 37o terhadap arah horizontal!


Jika koefisien gesekan kinetis kedua massa dengan lantai 0,1 (g = 10 m.s-2) maka besar percepatan benda adalah ….
4,10 m s-2
3,24 m s-2
2,44 m s-2
0,6 m s-2
0,5 m s-2

Dua planet A dan B mengorbit matahari. Perbandingan antara jarak planet A dan B ke matahari RA : RB = 1 : 4. Apabila periode planet A mengelilingi matahari adalah 88 hari maka periode planet B adalah…
500 hari
704 hari
724 hari
825 hari
850 hari

Dari puncak gedung setinggi 25 m, bola yang massanya 1 kg ditendang mendatar dengan kecepatan 10 m.s-1.











Energi kinetik bola pada ketinggian 5 m di atas tanah adalah… . (g = 10 m.s-2)
50 J
100 J
150 J
200 J
250 J

Tabel berikut merupakan hasil percobaan dari balok yang yang dari keadaan diam ditarik dengan gaya F membentuk sudut tertentu terhadap arah horinsotal

No m (kg) F (N)  (o) t (s)
1 1 5 60 10
2 2 5 37 10
3 1 6 53 5
4 2 4 37 10
5 2 5 53 12

Yang menghasilkan usaha terbesar adalah pada data nomor...
1
2
3
4
5

Dua buah benda bermassa sama bergerak pada satu garis lurus dengan arah yang sama seperti pada gambar!







Jika kecepatan benda (2) setelah tumbukan ke kanan dengan laju 10 m.s-1, maka besar kecepatan benda (1) setelah tumbukan adalah ....
8 m.s-1
10 m.s-1
14 m.s-1
16 m.s-1
18 m.s-1











Beberapa buah pegas identik disusun secara berbeda seperti pada gambar di bawah.

Berdasarkan gambar konstanta susunan pegas yang terkecil dan terbesar adalah ….
( 1 ) dan ( 2 )
( 1 ) dan ( 3 )
( 2 ) dan ( 3 )
( 2 ) dan ( 4 )
( 3 ) dan ( 4 )

Perhatikan gambar bangun berikut ini









letak titik berat bidang homogen yang diarsir terhadap sumbu x adalah .....
4,0 cm
3,5 cm
3,0 cm
2,5 cm
2,0 cm

Sebuah tangga dengan panjang 5 m dan memiliki berat 100 N. Tangga bersandar pada dinding tembok vertikal dan membentuk sudut 530 terhadap lantai seperti gambar.

Jika dinding dianggap licin dan koefisien gesek antara lantai dan tangga adalah 0,5, maka jarak terjauh seorang dengan berat 500 N bisa memanjat tangga tepat sebelum tangga tergelincir adalah....
1,00 m
1,50 m
1,75 m
2,60 m
2,80 m

Batang homogen panjangnya masing-masing 6 m dengan massa 4 kg diletakkan seperti pada gambar!






Bila batang diputar dengan kecepatan sudut 6 rad/s melalui titik 0. Maka energi kinetik batang tersebut adalah ....
36 J
102 J
288 J
364 J
612 J

Sebuah cakram ringan bermassa m berjari-jari R berputar pada porosnya (I = ½mr2) dengan kelajuan sudut . Tiba-tiba sebuah partikel (I = mr2) plastisin bermassa sama dengan cakram diletakkan secara pelan dan menempel tepat pada posisi ½R.
     

Kelajuan sudut sistem cakram-plastisin adalah...
3 
2

½ 
2/3 






Balok kayu terapung di atas permukaan cairan dari dua cairan yang berbeda yakni bensin (bensin = 700 kg m-3) dan air (air = 1000 kg m-3) seperti pada gambar di bawah.

   

Massa jenis balok adalah ….
190 kg m-3
300 kg m-3
350 kg m-3
610 kg m-3
700 kg m-3

Batu es bermassa 400 gram bersuhu -10 oC dipanaskan dengan proses seperti ditunjukkan oleh grafik hubungan antara jumlah kalor (Q) dan suhu (t) di bawah.

Jika kalor jenis es = 0,5 kal.gram-1.0C-1, kalor jenis air = 1 kal.gram-1.0C-1 dan kalor lebur es 80 kal/gram, berapakah kalor total untuk mengubah batu es menjadi uap seluruhnya?
2 kkal
32 kkal
40 kkal
72 kkal
74 kkal






Perhatikan tabel dibawah ini!

No Benda Kalor Jenis  (J/kg.K)
1 Alumunium 900
2 Tembaga 390
3 Kaca 840
4 Besi 450

Bila keempat benda di atas dipanaskan dengan pemanas identik dalam waktu yang sama, maka urutan panas benda mulai dari yang lebih panas ke kurang panas adalah ….
1-2-3-4
1-3-4-2
2-4-3-1
2-1-3-4
3-1-2-4

Suatu gas ideal mula-mula tekanannya 1 x 105 Pa  dan volume 0,2 m3 menyusut pada tekanan tetap hingga volumenya menjadi 0,1 m3 kemudian tekanan gas diperbesar hingga 3 x 105 Pa pada volume tetap. Selanjutnya gas dikembalikan ke keadaan semula dengan suhu dipertahankan tetap. Grafik P-V yang menggambarkan keadaan tersebut adalah… .

     

     







     

 



Perhatikan grafik P – V untuk Mesin Carnot seperti gambar. 

Berdasarkan grafik di atas, agar efisiensi mesin carnot naik 10%, maka   ….
T1 diturunkan 100 oC
T1 dinaikkan 175 oC
T2 dinaikkan 100 oC
T2 dinaikkan 175 oC
T1 dan T2 dinaikkan 175 oC

Gambar dibawah ini menyatakan perambatan gelombang tali.


Jika AB sama dengan 30 cm dan periode gelombang 2 sekon, maka persamaan gelombangnya adalah ....
Y = 0,5 sin 2π (t – 12,5x)
Y = 0,5 sin π (t – 12,5x)
Y = 0,5 sin 2π (0,5t – 5x)
Y = 0,5 sin 2π (t – 0,25x)
Y = 0,5 sin 2π (t – 1,25x)

Suatu gelombang stasioner mempunyai persamaan:   (y dan x dalam meter dan t dalam waktu). Amplitudo gelombang pada x = 20 cm dan t = 10 sekon adalah… .
2 cm
2 cm
22 cm
4 cm
8 cm

Dua pipa organa terbuka dan tertutup ditiup bersama-sama, menghasilkan bunyi nada atas ketiga pipa organa terbuka beresonansi dengan nada atas kedua pipa organa tertutup. Cepat rambat gelombang bunyi di udara 340 m/s. Jika panjang pipa organa terbuka 60 cm, maka panjang pipa organa tertutup adalah….
70 cm
60 cm
50 cm
45 cm
40 cm

Seorang polisi berpatroli mengendari motor dengan kelajuan 30 m/s sambil membunyikan sirine dengan frekuensi 900 Hz yang berlawanan dengan mobil angkutan umum bergerak dengan kecepatan 14 m/s. Jika cepat rambat bunyi diudara 330 m/s, maka frekuensi bunyi sirine yang didengar pengemudi mobil saat keduanya saling mendekati dan menjauhi adalah….
948 Hz dan 790 Hz
948 Hz dan 860 Hz
860 Hz dan 948 Hz
1032 Hz dan 790 Hz
790 Hz dan 1032 Hz

Detektor P dipasang pada jarak 10 meter dari sumber ledakan mendeteksi bunyi dengan intensitas I dan amplitudo A. Detektor Q yang dipasang pada jarak 100 meter dari sumber ledakan akan mendeteksi bunyi dengan intensitas dan amplitudo sebesar ....
I dan   A
  I  dan   A
  I  dan   A
10 I  dan 100 A
100 I  dan 10 A

Seseorang memiliki mata yang hanya mampu membaca teks pada jarak 40 cm dan hanya dapat melihat benda paling jauh 10 m. Agar ia dapat melihat seperti mata normal, ia harus memakai kacamata yang kekuatannya...
+0,1 dioptri dan +1,5 dioptri
+2,5 dioptri dan -1 dioptri
-2,5 dioptri dan -1 dioptri
+1,5 dioptri dan -0,1 dioptri
+1,5 dioptri dan +0,1 dioptri

Seberkas sinar monokromatik dilewatkan pada kisi dengan 1000 garis tiap cm. Pada layar yang diletakkan 1,2 m dari kisi, jarak antara garis terang pusat dan garis terang ke-3 yang teramati adalah 12 cm. Jika kisi diganti dengan 500 garis tiap cm dan layar digeser menjadi 1,0 m dari kisi, jarak terang pusat dan garis terang ke-3 yang teramati menjadi… .
24 cm
18 cm
10 cm
6 cm
5 cm

Berikut adalah pernyataan tentang bahaya radiasi gelombang elektromagnetik
Sinar gamma dapat menyebabkan kerusakan sel/jaringan hidup manusia
Sinar X dapat menyebabkan kemandulan
Sinar ultraviolet dapat menyebabkan katarak mata,
Radiasi HP dapat merusak sistem kekebalan tubuh,
Pernyataan yang benar berkaitan dengan jenis dan sumber gelombang elektromganetik adalah....
1 dan 2
1 dan 3
1 dan 4
2 dan 3
3 dan 4




Dua buah muatan QA dan QB terpisah pada jarak 3 cm saling tolak-menolak dengan gaya 0,8 N. Jika QB  = 2QA maka besar  muatan masing-masing adalah… .(k = 9 x 109 N m2 C− 2)
QA = 10 nC dan QB = 20 nC
QA = 20 nC dan QB = 40 nC
QA = 100 nC dan QB = 200 nC
QA = 200 nC dan QB = 400 nC
QA = 400 nC dan QB = 200 nC

Perhatikan grafik hubungan beda potensial (∆V) terhadap muatan (Q) dari sebuah kapasitor keping sejajar berikut ini.












Jika jarak antar keping 8,85 cm dan Ԑo = 8,85.10-12 C²/Nm² maka luas keping kapasitor tersebut adalah....
0,5   x 10-2 m2
2,5   x 10-2 m2
4,0   x 10-2 m2
12,0 x 10-2 m2
16,0 x 10-2 m2

Perhatikan rangkaian seperti gambar  di bawah!








Tegangan jepit antara titik A dan titik D adalah… .
12 volt
6 volt
4 volt
2 volt
1 volt





Perhatikan gambar di bawah ini!



Jari-jari lingkaran A = 5 cm dan jari-jari lingkaran A = 3 cm. Jika induksi magnetik di P = 8 x 10-6 T , besar arus listrik pada kawat B adalah ....(sudut P sebesar 90o)
1,5 A
1,0 A
0,8 A
0,6 A
0,5 A


Bila i1 = i3 = 5A dan I2 = 2A, maka besar gaya Lorentz per satuan panjang pada kawat yang berarus i2 adalah....







1,4 x 10-5 Nm-1
2,8 x 10-5 Nm-1
4,0 x 10-5 Nm-1
1,0 x 10-4 Nm-1
1,4 x 10-4 Nm-1

Faktor-faktor yang menyebabkan daya pada kumparan skunder lebih kecil dari daya kumparan primer adalah:
jumlah lilitan primer lebih banyak dari lilitan skunder
terjadinya arus pusar di dalam inti transformator
tegangan primer lebih besar dari tegangan skunder
hambatan kawat pada kumparan primer dan skunder
Faktor-faktor yang benar adalah… .
(1) dan (2)
(1) dan (3)
(2) dan (3)
(2) dan (4)
(3) dan (4)

Rangkaian seri RLC, dengan masing-masing R = 30 Ω , L = 0,6 H, dan C = 500 μF dipasang pada sumber tegangan bolak-balik dengan V = (200.sin100t) volt seperti gambar.


Diagram fasor tegangan dan arus yang tepat untuk rangkaian tersebut adalah… .




































Grafik menyatakan hubungan intensitas gelombang (I) terhadap panjang gelombang pada temperatur yang berbeda, pada saat intensitas maksimum (λm) dari radiasi suatu benda hitam sempurna.

 

Dari grafik tersebut dapat di simpulkan…
makin tinggi suhu benda, intensitas radiasi naik dengan panjang gelombang maksimum radiasi yang dipancarkan semakin besar
makin tinggi suhu benda, panjang gelombang pada intensitas maksimum akan bergeser ke panjang yang lebih pendek
makin tinggi suhu benda, panjang gelombang pada intensitas maksimum akan bergeser ke panjang yang lebih besar
pada intensitas maksimum panjang gelombang meningkat, suhu yang dipancarkan makin rendah
pada intensitas maksimum panjang gelombang meningkat, suhu yang dipancarkan makin tinggi

Perhatikan gambar radiasi panas berikut:

               
                 Gambar (1)                                                 Gambar (2)


               
                 Gambar (3)                                                 Gambar (4)
Urutan proses terjadinya pemanasan global yang benar adalah … .
1, 2, 3, 4
2, 3, 4, 1
1, 4, 2, 3
3, 4, 1, 2
4, 2, 3, 1

Balok dalam keadaan diam panjangnya 2 meter. Panjang balok menurut pengamat yang bergerak terhadap balok dengan kecepatan 0,8 c (c = laju cahaya) adalah ....
0,7 m
1,2 m
1,3 m
1,6 m
2,0 m

Massa inti atom triton ( (_1^3)H) adalah 3,0160 sma, sedangkan massa proton 1,0078 sma dan massa netron 1,0087 sma. Jika 1 sma setara dengan 931 MeV maka energi ikat inti atom triton adalah....
8,0356 MeV
8,5652 MeV
9,0356 MeV
9,6552MeV
9,8665 MeV

Peluruhan massa zat radioaktif X memenuhi grafik massa (m) terhadap waktu (t).seperti dinyatakan dalam grafik di bawah.













Berdasarkan grafik di atas massa zat radioaktif X setelah selama 15 sekon adalah …
62,500 gram
31,250 gram
  6,250 gram
  3,250 gram
  3,125 gram